Sabtu, 09 Juli 2016

Misteri Fenomena Lorong Waktu Penumpang Titanic

Misteri Lorong Waktu Kapal Titanic - Seringkali kita menonton film tentang kisah lorong waktu dan juga tentang “Time traveller” seperti kisah "Quantum Leap” dan juga film fiksi lainnya. Ada satu pertanyaan yang pasti terlintas di hati kita sebagai penonton “Mungkinkah lorong waktu itu ada?” Ada sebuah fakta dan kesaksian tentang berita yang pernah admin baca yaitu Misteri fenomena Lorong waktu penumpang Titanic yang ditemukan kembali di masa kini jauh dari masa Titanic iti tenggelam. Benarkah berita tersebut? Mari kita simak Berita fenomena lorong waktu saat kapal titanic tersebut tenggelam.

Misteri lorong waktu itu nyata?

Dua orang korban musibah kapal Titanic pada 1912, tiba-tiba muncul dalam keadaan hidup. Korban selamat pertama yang muncul adalah seorang penumpang wanita bernama Wenny Kathe yang berusia 29 tahun. Ia ditemukan pada September 1990 diatas gumpalan es Samudra Atlantik Utara. Sekalipun sudah hanyut dan terapung selama berpuluh-puluh tahun, tidak membuatnya terlihat tua dan lemah. Padahal dirinya diketahui hilang sejak 1912. Bahkan kantor pelayaran telah memberikan pernyataan tentang keaslian identitas dirinya.


Korban selamat kedua adalah sang kapten kapal, Smith. Ia ditemukan pada 9 Agustus 1991, setahun setelah ditemukannya Wenny Kathe. Sekalipun telah berusia 139 tahun, sang kapten masih tampak sehat dan jauh lebih muda dari usianya. Bahkan ia masih menganggap saat itu adalah masa-masa sekitar tenggelamnya kapal Titanic pada 15 April 1912. Melalui identifikasi sidik jari yang masih tersimpan dalam catatan pelayaran laut, dapat dipastikan identitas Kapten Smith tersebut memang benar.

Misteri Fenomena Lorong Waktu Penumpang Titanic

Wenny Kathe dan Kapten Smith menjadi saksi hidup dari peristiwa misterius ini melalui lintasan lorong waktu. Ilmuwan Amerika Ado Snandick berpendapat bahwa mata manusia tidak dapat melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain. Itulah yang disebut objektifitas keberadaan lorong waktu.

Dalam ajaran Budha terdapat satu bait penuturan, "Bagaikan sehari di kayangan, tapi serasa ribuan tahun lamanya di Bumi". Dalam kasus ini, kalimat tersebut sepertinya memiliki arti yang sangat dalam.

0 komentar

Posting Komentar